MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
a. Kontak Mata
Hal
pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan
bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan
salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan
bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang pembicaraan, agar
lawan bicara tak merasa diabaikan.
|
b. Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian
individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri
seseorang. Sebagi contoh: sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang,
Mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran, Mengernyitkan dahi menyampaikan
ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda
yang tergambar di wajah. Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa
Anda tertarik dengan bahan pembicaraan.
c. Postur Tubuh
Setiap
gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan
meyakinkan dari. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang
dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal. Sebagai contoh:
menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan, mengangkat kepala
menunjukkan akhir pertanyaan, Terlalu sering menggerakan bagian tubuh
mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan. Untuk itu perhatikan
gerak-gerik saat melakukan komunikasi dengan lawan bicara.
d. Selera Berbusana
d. Selera Berbusana
Busana
memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai
dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang
dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Hal
kecil ini memiliki peran untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan
bagaimana cara berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun komunikasi kita.
5 hukum komunikasi yang
efektif adalah:
=> 1). Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah
sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin
dihargai dan dianggap penting. Ketika kita harus mengkritik atau memarahi
seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan
seseorang. Jika membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai
dan menghormati, maka dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang
akan meningkatkan efektifitas kinerja baik sebagai individu maupun secara
keseluruhan sebagai sebuah tim.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah
perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun,
mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam
membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan
antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan
memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga
rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The
One Minute Manager.
=> 2). Empathy
Empati adalah
kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh
orang lain. Salah satu prasyarat
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu
dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti
terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be
understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness
and trust). Inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatik. Dengan memahami
dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang diperlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang
lain.
=>
3). Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
=> 4). Clarity
Selain
bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait
dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu
sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan
hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena
kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan
menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
Clarity
dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu
mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan),
sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota
tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
=> 5).
Humble
Hukum
kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada
intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer
First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak
sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela
memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan
kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.
Ada empat hal penting yang menjadi kewajiban bagi komunikator agar terjadinya komunikasi yang efektif, yaitu:
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.
Ada empat hal penting yang menjadi kewajiban bagi komunikator agar terjadinya komunikasi yang efektif, yaitu:
=> a). Jelas dan yakin mengenai tujuan komunikasi:-
Bahwa
pesan yang disampaikan atau komunikasi yang dilakukan memang diangap atau
dirasakan perlu - Bahwa ada tujuan yang ingin dicapai dari komunikasi itu
=> b). Menyusun pesan yang akan disampaikan
Bahwa
komunikator perlu menyusun pesan yang akan disampaikannya kepada komunikan
dengan mempertimbangkan berbagai hal di atas kepada komunikan denan
mempertimbangkan berbagai hal seperti gender, usia, profesi, latar belakang dan
budaya, dan sebaginya.
=> c). Memilih saluran atau media yang tepat
Dengan
mempertimbangkan siapa komunikan yang dituju da bagaimana keadaan atau kondisi
dari komunikan dalam jangka waktu tertentu, komukator memilih atau menentukan
penggunaan media yang sesuai.
=> d). Memilih waktu dan suasana yang tepat
Bahwa komunikator sebaiknya memilih
waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan (berita atau informasi) dan suasana
yang sesuai atau nyaman sehingga bisa diharapkan komunikan mudah menerima pesan
yang disampaikan dan terbuka untuk berusaha memahami dan kemudian
menyepakatinya.
Keempat
hal inilah yang seharusnya dipertahatikan oleh pemerintah. Agar masyarkat
sebagai komunikan dapat memahami maksud dan tujuan dari pemerintah menerapkan
kebijakan tersebut.
Secara
umum hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi adalah:
=>
a). Kurang kecakapan berkomunikasi
Kurang
kecakapan berbicara (terutama di depan umum), Kurang cakap membaca dan
mendengarkan.
=> b). Sikap yang komunikator yang kurang tepat
Sikap
yang kurang tepat dapat menghalangi komunikasi, sehigga dalam hal ini
diperlukan sikap simpatik, rendah hati, tetapi cukup tegas dan menunjukan
kreadibilitasnya.
=>
c). Kurangnya pengetahuan
Hal
kurangnya pengetahuan bisa berlaku bagi keua belah pihak. Cara mengatasinya
adalah apabila salah satu pihak memiliki pengetahuan lebih tinggi maka ia harus
berusaha menyelaraskan cara penyampaian pesan atu sebaliknya menanggapi pesan
dengan mempertimbangkan taraf pengetahuan pihak lainnya.
=>
d). Kurang memahami sistem sosial
Bila
komunikator krang memahasi sistem sosial atau budaya setempat maka arah
pembicaraannya kurang tepat dan tidak menarik bagi komunikan setempat.
=> e). Kesalahan bahasa
Sering
terjadi salah pengertian atau kesalahan penafsiran yang disebabkan perbedaan
arti dari suatu istilah atau kata-kata. Hal ini sering terjadi dalam
menggunakan serta menerjemahkan bahasa asing.
=> f). Penyajian yang verbalitas
=> f). Penyajian yang verbalitas
Komunikasi
cenderung menjadi tidak atau kurang lancar jika komunikator terus-menerus hanya
membacakan atau berbicara saja tanpa peragaan atau tanpa gerak tubuh yang
memperagakan untuk memberikan nuansa kepada pesan yang disampaikan.
=>
g). Komunikasi satu arah
Komunikasi
satu arah sering kali kurang memberikan hasil yang sesuai dengan harapan,
karena komunikan tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau
saran-sarannya sehingga pesan atu berita kurang jelas diterima (kurang
dimengerti) oelh komunikan, bahkan bisa menimbulkan penafsiran yang salah atau
kurang tepat.
TIPS MENGENALI KARAKTER KERJA
Berkecimpung di
dunia karier tentu tak lepas dari hubungan dengan rekan kerja dengan beragam
karakter. Bagaimana mengenali dan mengatasi perbedaan karakter-karakter
tersebut?
Kehidupan
adalah interaksi antar-beragam pribadi, kebudayaan dan pola pikir. Termasuk di
dunia kerja. Tanpa interaksi antar-karyawan di dalamnya, mustahil sebuah
institusi bisa bergerak dan maju.
Nah, dalam hal interaksi di kantor,
setiap karyawan pasti bertemu dan berhadapan dengan karyawan lain dengan bermacam
karakter atau tabiat yang tentu berbeda-beda pula. Dan untuk menghadapinya,
tentu dibutuhkan keahlian tersendiri.
Nah, agar kita bisa memahami aneka
karakter di lingkunga n kerja, di bawah ada beberapa tips yang patut disimak:
1. Pahami orang lewat
kepribadiannya
Ketika harus menilai seseorang,
nilailah kepribadiannya secara utuh. Kepribadian bisa dicermati dari beberapa
hal, misalnya dari perkataan, tindakan/tingkah laku, maupun perbuatannya. Yang
penting, jangan hanya melihat seseorang dari luar atau secara selintas saja.
Sebelum membuat penilaian, ada
baiknya Anda melakukan pendekatan lebih dulu dengan mereka. Ngobrol bisa
menjadi salah satu cara. Juga, lihat pula kinerjanya. Jangan menganggap orang
yang “heboh” pasti tak becus bekerja. Siapa tahu, bidang kerjanya ternyata
memang menuntutnya untuk banyak “bicara.”
2. Cobalah berempati
Empati artinya adalah kemampuan
untuk memahami dan mengerti pendapat serta perasaan orang lain tanpa Anda
merasa ikut hanyut dalam perasaan itu sendiri.
Jika Anda memang orang yang mudah
diajak berdiskusi atau dimintai pendapat untuk menyelesaikan suatu permasalahan
(problem solver), berarti Anda bisa disebut berempati. Melalui empati, Anda
juga akan tahu persis, bagaimana karaker rekan kerja Anda yang sebenarnya.
3. Bersikap fleksibel
Tak dapat dipungkiri, kita hidup
dalam beragam komunitas. Kemampuan beradaptasi atau menyesuaikan diri dalam
suatu komunitas, biasa disebut dengan fleksibilitas. Di dunia kerja, Anda pun
dituntut untuk lebih fleksibel. Keterampilan memahami perbedaan manusia menjadi
sangat penting jika Anda merasa menjadi bagian dari suatu komunitas kerja.
4. Memberi saran yang
efektif
Kritik
adalah salah satu mekanisme dalam membangun hubungan kerja. Apalagi di
lingkungan kerja yang memiliki banyak sekali karakter. Untuk memberi saran
kepada rekan kerja, Anda harus tahu betul bagaimana karakter rekan Anda itu.
Juga, pilihlah waktu yang tepat.
Berikan saran ketika orang yang
dituju siap menerimanya. Juga perlu diingat, sebisa mungkin hindari saran yang
bersifat meremehkan. Berikan saran sebanyak mungkin, namun jangan sampai
melebihi beban agar orang yang kita beri saran dapat mudah mencerna apa yang
kita sampaikan.
5. Pelajari budaya
perusahaan
Anda harus menyadari bahwa bertemu
dengan banyak orang tentu juga berarti bertemu dengan banyak sifat dan
karakter. Tapi, jangan menganggap perbedaan karakter sebagai sesuatu yang dapat
menghambat laju karier. Jadi, jangan langsung berkecil hati ketika Anda tahu
betapa sulitnya memahami karakter seseorang dalam waktu singkat.
Belajar memahami karakter orang
memang tidak selalu bisa dilakukan dengan cepat. Asal Anda menyadari bahwa
perbedaan karakter merupakan hal biasa dalam hidup, dengan sendirinya, Anda
kelak juga akan terbiasa berada di lingkungan yang memiliki banyak perbedaan.
Selain mempelajari karakter rekan kerja, budaya perusahaan di mana Anda bekerja
pun harus Anda pelajari juga.
6. Kuncinya, mengontrol
emosi
Tak perlu mengeluh ketika rekan
kerja kurang peduli lingkungan di sekitar tempat kerja. Atau jangan langsung
marah ketika atasan tanpa basa-basi menegur kinerja Anda selama ini. Kunci
untuk menghadapi karakter yang beraneka ragam adalah dengan mengontrol emosi.
Dengan mengontrol emosi, Anda tidak
akan mudah terbawa emosi. Anggaplah perbedaan sebagai tantangan besar yang
harus Anda lewati. Tanpa tantangan, Anda akan bosan karena tidak menemukan
sesuatu yang membuat diri Anda ‘belajar’ memahami keadaan.
T
|
Ada ungkapan bahwa bos
itu selalu benar. Jangan pernah melakukan kritik pada bos kalau Anda ingin
selamat. Apakah betul begitu ?! Sementara ini saya tidak dapat menyalahkan
statemen itu. Apalagi sistem birokrasi kita masih sangat terpengaruh dengan
kebijakan kepala daerah, utamanya di Kabupaten/Kota dimana pene mpatan personil
pejabat masih menjadi wewenang Bupati/Walikota. Sedih sekali saya harus
mengatakan ini….tetapi itulah kenyataannya.
Tetapi apakah atasan
tidak memerlukan kritik ?! Sebenarnya perlu juga, mengingat mereka juga manusia
yang penuh keterbatasan. Apalagi kalau kritik itu dapat memperlancar tugas
pekerjaan mereka. Tapi mengkritik seorang atasan perlu kiat-kiat, termasuk
bagaimana waktu yang tepat untuk melakukan kritik pada atasan. Berikut Tips
singkat melakukan kritik seperti dikemukaan oleh Less Giblin dalam ”Still With
People”, setelah saya kombinasikan dengan pengalaman saya tentunya.
1. Jangan Pernah Mengkritik Di Depan Umum
Jika itu Anda lakukan,
bukan saja tujuan Anda tidak tercapai, reputasi dan karir Anda akan terancam
karena telah menyinggung harga diri dan kewibawaan seorang pimpinan. Lebih baik
Anda mencari waktu yang tepat, saat pimpinan sedang senang misalnya, secara
empat mata Anda dapat menyampaikan kritik dengan sopan.
2. Mulailah Kritik Dengan Kata Atau Pujian Yang Baik
Jangan
langsung memulai pembicaraan dengan kritik pedas. Lebih baik Anda mulai dengan
kata-kata pujian. Hal itu penting untuk ’memperlunak pukulan Anda’ Sebagai
contoh: Pemberian insentif yang lebih besar bagi Si Udin sangat tepat pak.
Mengingat dia anak yang rajin dan bersedia kerja lembur. Hanya saja apakah
Bapak pernah mengamati adanya perasaan tidak suka, utamanya pada karyawan
senior….
3. Buatlah Kritik Itu Impersonal
Jangan pernah mengkritik sifat
pimpinan yang pemarah atau kurang bisa menerima pendapat orang lain. Lebih baik
Anda mengkritik hasil kebijakannya yang menimbulkan dampak yang kurang baik
bagi staf.
4. Sediakan Jawaban
Tentu saja kritik membangun lebih
dihargai oleh atasan. Untuk itu Anda perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sebelum menyampaikan kritik pada atasan, termasuk memberi jalan keluar dari
masalah tersebut.
5. Mintalah Kerjasama
Kalimat bernada menuntut
seperti”saya menuntut Bapak memberi wewenang yang lebih besar untuk mengerjakan
proyek itu…” Lebih baik kita ganti dengan ”Biarkan saya membantu Bapak
mengerjakan proyek itu dengan sebaik-baiknya. Laporan akan saya berikan secara
rutin kepada Bapak, dengan demikian Bapak tinggal mengevaluasi proyek itu
secara periodik.
6. Satu Kritikan Untuk Sebuah Pelanggaran
Walaupun atasan melakukan banyak
sekali kesalahan dalam memanaje kegiatan kantor, tetapi hendaknya Anda
menyampaikan kritik satu persatu. Jangan Anda lontarkan semua kesalahan atasan
dalam satu kesempatan saja karena akan menyebabkan atasan terlihat bodoh. Jika
itu Anda lakukan, atasan akan bersifat defensif dan balik menyerang Anda.
7. Akhiri Kritik Dengan Perkataan Yang Bersahabat
”Ini hanya kesalahan kecil Pak. Bagi
saya Bapak adalah guru dalam kehidupan kerja. Masih banyak yang perlu saya
pelajari dalam kehidupan kerja agar dapat sukses seperti Bapak” Kalimat penutup
kritik yang sederhana tapi akan sangat bermanfaat bagi hubungan kerja
selanjutnya.
Itu beberapa tips yang dapat saya sampaikan. Yang perlu
diingat adalah untuk dapat menyampaikan kritik, Anda haruslah merupakan
karyawan yang berkinerja tinggi. Ini penting guna meningkatkan ’posisi tawar’
sehingga suara Anda akan lebih didengar oleh atasan.
Komunikasi Efektif
Kegiatan
komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan kita sehari-hari, mulai antar
teman/pribadi, kelompok, organisasi atau massa. Kalau lebih teliti lagi banyak
kegagalan dari komunikasi yang kita lakukan.
Bisa
jadi bentuknya karena tujuan yang kita inginkan belum tercapai. Bukan tujuan
komunikasi secara egois loh. Tetapi tujuan komunikasi yang lebih pada, tidak
adanya saling kesepahaman, belum bertambahnya informasi, serta ada usaha
perubahan tingkah laku pada orang atau teman kita itu. Yang terkadang tidak
hanya diartikan persetujuan.
Komunikasi
Kegiatan komunikasi
pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi
dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu
pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide
yang dipertukarkan tersebut.
Elemen-elemen
yang terdapat dalam komunikasi adalah:
-
Komunikator : orang yang menyampaikan
pesan
- Pesan : ide atau informasi yang
disampaikan
- Media : sarana komunikasi
- Komunikan : audience, pihak yang menerima pesan
- Umpan Balik : respon dari komunikan terhadap pesan
yang diterimanya
Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang
menyampaikan pesan/ ide; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan
itu sendiri; ada media dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap
pesan. Secara ideal, tujuan komunikasi
bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang
disampaikan.
Fungsi Komunikasi
- Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)
- Eksistensi Diri (Self Existence)
- Kelangsungan Hidup (Live Continuity)
- Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)
- Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free from Pressure and Stress)
- Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)
- Eksistensi Diri (Self Existence)
- Kelangsungan Hidup (Live Continuity)
- Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)
- Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free from Pressure and Stress)
Terima kacih sudah mau membaca nya
Semoga bermanfaat
hehehe
Semoga bermanfaat
hehehe